Saya jadi teringat firman Allah di dalam ayat berikut ini.
QS. Al Qashas (28) : 71-72.
“Katakan: terangkan kepadaku jika Allah Menjadikan untukmu malam terus sampai hari kiamat, siapa Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kami tidak mendengar?”
“’Katakan.’ terangkan kepadaku jika Allah merjadikan untukmu siang terus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”
Bisakah kita menjawab pertanyaan Allah ini? Atau, setidak tidaknya inginkah kita memberikan jawaban atas pertanyaan: “apa jadinya kalau bumi ini mengalami siang terus atau malam terus sampai hari kiamat ?” Saya kira ini sebuah pertanyaan yang sangat menggelitik untuk dianalisis.
Marilah kita cermati :
Misalkan saja kita ambil kondisi kota Surabaya. Suhu pada umumnya pagi hari di kota Surabaya, berkisar di bawah 30 derajat Celsius. Ketika siang mulai menjelang, maka suhu beranjak di atas 30 derajat. Dan puncaknya pada jam 12 siang sampai jam 14 siang, suhu udara bisa mencapai 33-34 derajat, atau bahkan lebih.
Pernahkah kita memperhatikan aspal jalan raya Surabaya pada siang hari. Di permukaannya terlihat mengepul uap tipis, dan aspalnya menjadi lembek. Diperkirakan panas permukaan jalan raya itu di atas 50 derajat. Kalau disiramkan air di sana, tak berapa lama kemudian air itu akan menguap, dan jalanan itu pun kering kembali.
Kita lihat contoh di atas. Hanya dalam kurun waktu setengah hari saja, panas udara dan permukaan bumi bisa mengalami peningkatan suhu yang demikian tinggi. Apa jadinya kalau matahari tidak bergeser ke arah barat, tetapi tetap berada di atas kita terus-menerus?
Diperkirakan, dalam waktu 100 jam, air di permukaan bumi akan mulai, mendidih, dan banyak yang mulai menguap. Dan kemudian apa yang terjadi 100 jam berikutnya? Diperkirakan seluruh air di muka bumi sudah habis menguap, dan darah di tubuh kita pun ikut mendidih, Dengan kata lain, tidak ada kehidupan yang tahan di bumi yang hanya punya siang terus-menerus!
Lho, jadi tidak perlu menunggu sampai hari kiamat seperti retorika Allah dalam. firmanNya tersebut di atas? Ya, begitulah, cukup dengan 200 jam saja!
Sebenarnya Allah sudah tahu secara pasti bahwa seluruh kehidupan di muka bumi ini akan mengalami kemusnahan kalau di bumi hanya ada siang terus-menerus. Akan tetapi, Allah mempertanyakan kepada kita, dengan maksud untuk memancing perhatian kita. Dan kemudian memahami betapa besar kasih sayang Allah yang dicurahkan untuk kita semua …
Sebaliknya, apakah yang terjadi jika Allah hanya menciptakan malam terus di bumi? Cobalah lihat suhu udara di daerah padang pasir, sebutlah di Arab Saudi. Pada keadaan normal, siang hari di sana bisa mencapai 50 derajat celsius, sedangkan malam hari bisa mencapai 14 derajat. Puncaknya adalah antara jam 12 malam sampai sekitar 2 dini hari.
Apakah yang terjadi dalam kurun waktu 100 jam setelah suhu terendah itu? Jika, matahari tidak pernah muncul lagi, alias malam terus, maka dalam kurun waktu itu suhu akan terus-menerus turun hingga mencapai 0 derajat, dimana air akan mulai membeku. Dan ketika diteruskan sampai 100 jam berikutnya, maka seluruh air di muka bumi akan membeku, termasuk cairan tubuh kita!
Jadi, sungguh sangatlah dahsyat dampak dari pergantian siang dan malam hari. Sebuah rutinitas yang tidak semua kita pernah memikirkannya. Karena itu Allah memancing kita untuk memahami. Apakah tujuan utamanya? Tak lain, agar kita sadar bahwa di balik terjadinya rutinitas pergantian siang dan malam hari itu terdapat sesuatu yang luar biasa yang berkait dengan Sebuah Kekuatan Besar yang mengendalikan alam sekitar kita, yaitu Sang Maha Perkasa.
Bahkan, kalau kita lihat lebih jauh.tentang pergerakan matahari, dampaknya bukan hanya pada pergantian siang dan malam hari saja. Pergerakan matahari sebenarnya ditentukan oleh dua hal : yang pertama oleh perputaran bumi pada porosnya atau pada dirinya sendiri. Dan yang kedua disebabkan oleh perputaran bumi pada orbitnya, yaitu perputaran bumi mehgelilingi matahari.
Perputaran bumi pada dirinya sendiri disebut juga Rotasi bumi. Sekali berputar, bumi membutuhkan waktu 24 jam. Inilah yang disebut sehari semalam. Akan tetapi jika kita amati lebih jauh, lamanya malam dan lamanya siang selalu bergeser-geser. Kadang lebih panjang malamnya. Kadang lebih panjang siangnya. Kenapa bisa demikian? Ini disebabkan oleh pergerakan bumi mengelilingi matahari, yang juga disebut Revolusi Bumi.
Satu kali revolusi bumi membutuhkan waktu 365¼ hari. Atau disebut juga sebagai waktu setahun.
QS. Luqman (31):29
“Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam kepada siang dan memasukkan siang kepada malam, dan Dia tundukkan matabari dan bulan masing-masing berjalan sampai waktu yang ditentukan, dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”
Efek dari pergerakan bumi mengelilingi matahari ini adalah terjadinya musim di permukaan bumi. Kita lihat, di negara-negara tropis terjadi musim hujan dan musim kemarau. Sedangkan di negara-negara sub tropis terjadi musim Salju, musim Semi, musim Panas dan musim Gugur. Kehidupan manusia di muka bumi menjadi demikian indah dan dinamis.
Pergerakan musim ini juga menyebabkan terjadinya waktu panen dan berbuah yang berbeda-beda. Di sekitar musim kemarau misalnya bermunculanlah buah-buah yang mengandung banyak air seperti Mangga, Belimbing, Melon, Semangka, Jeruk, dan lain sebagainya. Sedangkan di sekitar musim Hujan banyak buah-buahan seperti Durian, Apokat, Salak, Nangka, dan lain sebagainya. Semua buah-buahan itu bermanfaat bagi kehidupan dan kesehatan manusia, sesuai dengan musimnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar